Masalah dan Pemecahan Masalah
Cooney, et al (dalam Shadiq, 2004) menyatakan sebagai berikut: “….for a question to be a problem, it must present a challenge that cannot be resolved by some routine procedure known to the student.” Ini berarti bahwa tidak semua pertanyaan merupakan masalah. Jadi, termuatnya “tantangan” serta “belum diketahuinya prosedur rutin” pada suatu pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa akan menentukan terkategorikannya suatu pertanyaan menjadi “masalah”.
Proses Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan suatu pertanyaan yang dikategorikan senagai “masalah” diperlukan langkah-langkah tertentu. Terdapat empat (4) langkah/fase pemecahan masalah menurut Polya, yaitu:
- Memahami masalahnya. Dalam hal ini, pemecah masalah harus mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
Merencanakan cara penyelesaian
Memecahkan masalah sesuai dengan rencana
Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan.
Strategi Pemecahan Masalah
Beberapa strategi pemecahan masalah yang sering digunakan, diantaranya:
Mencoba-coba (Trial and eror)
Membuat diagram
Mencobakan pada soal yang lebih sederhana
Membuat tabel
Menemukan pola
Memecah tujuan
Memperhitungkan setiap kemungkinan
Berpikir logis
Bekerja mundur (bergerak dari belakang)
Mengabaikan hal yang tidak mungkin
Jenis Masalah
Masalah rutin, biasanya mencakup aplikasi suatu prosedur matematika yang sama atau mirip dengan hal yang baru dipelajari.
Masalah tidak rutin, untuk sampai pada prosedur yang benar diperlukan pemikiran yang lebih mendalam.
Contoh: Sepuluh mata uang logam seratus rupiah diletakan di atas meja. Anda diijinkan untuk mengambil satu atau dua buah mata uang tersebut setiap satu kali pengambilan. Dengan berapa cara Anda dapat mengambil semua uang tersebut?
Sementara itu, Shadiq (2004) mengklasifikasikan dua macam masalah, yaitu sola cerita (Textbook word problem) dan masalah proses (Process problem). Disamping itu, dilihat dari
Refrensi
Shadiq, Fajar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Makalah disajikan dalam diklat instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar di PPPG Matematika Yogyakarta.
Gunawan, Hendra dkk. 2006. Kemampuan Matematika Siswa Usia 15 Tahun di Indonesia. Puspendik.
Murtiyasa, Budi. Strategi pengembangan pembelajaran matematika Pada abad XXI. http://bdmurtiyasa.350.com/publiksi/strmat21UMS02.pdf (diakses 31 Nop 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar